TOMORALA.COM: Kasus positif virus corona di Indonesia semakin hari kian bertambah. Sekarang, bahkan sudah menyentuh angka lebih dari 9.000 kasus. Akan tetapi, ada secercah harapan karena melihat pasien yang sembuh juga meningkat.
Saat ini, yang dinyatakan sembuh sudah mencapai 1.151 orang (28/4). Hal ini membuat pemerintah optimis virus corona bisa segera selesai. Bahkan, pemerintah menargetkan bulan Juli segala urusan COVID-19 bisa cepat usai.
Presiden Joko Widodo Optimis Indonesia akan Normal pada Bulan Juli
Saat ini, virus corona masih menjadi musuh berbagai negara di belahan dunia mana pun. Beberapa negara memang diketahui berhasil lepas dari masalah ini, tapi masih banyak juga yang bergelut dengan virus yang mematikan ini.
Indonesia juga masih terus berusaha. Bahkan, angka kasus positif terus meningkat sejak awal Maret ditemukan kasus pertama. Saat ini, sudah mencapai 9.000 lebih kasus.
Namun, Presiden Joko Widodo optimis Indonesia akan segera kembali normal pada bulan Juli. Hal itu disampaikan oleh Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Letnan Jenderal TNI Doni Monardo.
Dalam keterangannya seusai rapat internal dengan Jokowi, Doni mengatakan bahwa Jokowi menyampaikan sejumlah pesan penting terkait penanganan COVID-19.
Melansir CNBC Indonesia, Presiden Jokowi meminta agar semua pihak bekerja lebih keras, patuh, dan displin, agar pada Juni mendatang COVID-19 di Indonesia bisa berkurang. Diharapkan, kehidupan sudah bisa normal kembali di bulan Juli.
Oleh karena itu, pemerintah terus mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan physical distancing dengan baik. Hindari kegiatan massal untuk sementara waktu.
Target Pemerintah untuk Atasi Virus Corona
Pemerintah sudah menetapkan target bahwa Juli diharapkan Indonesia sudah kembali normal. Target ini bertujuan agar semua pihak mengupayakan berbagai langkah demi tercapainya target tersebut.
Menurut dr. Devia Irine Putri, target memang sangat diperlukan dalam menangani pandemi ini. Sebab, berkaca juga soal tenaga medis. Kalau terlalu lama, ini akan membuat tenaga medis sendiri akhirnya tidak memadai lagi.
“Pemerintah harus punya target. Kalau tidak, ini tidak akan selesai pandeminya, terus belum lagi banyak usaha yang tutup. Jadi, ekonominya melemah,” ujar dr. Devia.
“Makin lama pandeminya, maka ekonomi lumpuh lebih lama. Jumlah orang yang positif semakin banyak, jumlah rumah sakit dan tenaga medis bisa-bisa tidak memadai lagi. Tenaga medis ini bisa ikut sakit karena kelelahan menangani COVID-19,” katanya.
Oleh karena itu, pemerintah harus menetapkan beberapa langkah demi memenuhi target. Beberapa langkah yang sebelumnya disinggung Doni Monardo adalah tes masif, pelacakan yang agresif, dan isolasi ketat.
IDI Anjurkan Percepat Tes PCR Massal
Apa yang akan dilakukan oleh pemerintah memang sudah dianjurkan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Melalui Ketua Umum Daeng M. Faqih, IDI menyarankan agar dilakukan tes PCR secara massal. Ini demi target bulan Juli terpenuhi.
Dilansir dari kumparan, Daeng berharap gerakan tes massal secara cepat dan luas bisa terselenggara dengan baik. Bila bulan Juli diharapkan sudah normal kembali, berarti tes PCR massal ini ditargetkan dalam 1 atau 2 bulan harus selesai.
Tercatat, pemerintah Indonesia kini sudah menerima total 497.000 reagen PCR dari Tiongkok dan Korea Selatan. Alat-alat tes itu akan segera didistribusikan agar pemeriksaan masif bisa dilakukan.
Daeng berharap, dengan jumlah yang sekarang ada, itu berarti cukup untuk memeriksa Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Sejauh ini, data dari pemerintah bahwa ada 210.199 ODP dan 19.987 PDP di seluruh wilayah Indonesia (27/4). Kalau benar tes PCR akan dilakukan secara masif, Daeng yakin pandemi di Indonesia akan segera selesai.
Menkopolhukam Tetap Antisipasi Virus Corona Hingga Akhir Tahun
Meski kurva virus corona diharapkan akan melandai pada Juni sampai Juli, pemerintah tetap menyiapkan skenario lainnya. Antisipasi lainnya yaitu akan melakukan penanganan virus corona hingga Desember 2020.
Ini dikatakan oleh Menteri Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD. Mengingat, cuti lebaran dan hari raya dipindah ke akhir tahun.
“Kalau antisipasi pemerintah begini – cuti Lebaran dan cuti hari raya ini, kan, ditiadakan, nanti dipindah ke Desember,” kata Mahfud MD dalam siaran langsung di YouTube BNPB, Sabtu (25/4).
“Artinya antisipasi kita sampai Desember, meskipun dalam prediksi Juli sudah akan selesai. Akan tetapi, kita tetap mengantisipasi itu sampai Desember,” lanjutnya.
Akhirnya pemerintah telah menetapkan target. Kini, tugas kita sebagai masyarakat adalah mendukungnya dengan melakukan physical distancing, selalu memakai masker kalau keluar rumah, jaga kesehatan, dan melakukan segala sesuatunya di rumah. (FR/AYU)
Sumber: klikdokter.com
Discussion about this post