TOMORALA, Ambon: Walaupun ketersediaan pangan di Maluku dilaporkan tercukupi beberapa bulan ke depan, namun Wakil Ketua Komisi II DPRD Propinsi Maluku, Turaya Samal, tetap mengingatkan agar pemerintah daerah mengantisipasi terjadinya kelangkaan dan darurat pangan di tengah wabah pandemic Covid-19.
Turaya memberi sinyalemen, jika pemberlakukan pembatasan sosial yang ditetapkan saat ini memberi dampak terhadap jalur transportasi logistik ke berbagai wilayah.
“Stok sejumlah pangan memang tercukupi untuk beberapa bulan ke depan, tapi pemda harus waspada. Penerapan pembatasan social berdampak pada jalur transportasi logistik. Rantai pasok pangan akan mengalami gangguan”, kata Turaya dalam rilismya yang diterima Malukunews.co, Jumat (08/05).
Turaya menandaskan jika wabah corana belum memperlihatkan tanda-tanda akan berakhir segera. Upaya pengendalian menyebarnya pandemic corona sedang diseriusi banyak daerah seperti kota Ambon yang mengusulkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Wilayah kepulauan seperti Maluku akses antar daerah sangat luas. Pemerintah harus mengestimasi rantai pasok pangan di Maluku. Karena wabah corona ini belum dapat diperkirakan berakhir dalam waktu segera”, imbuh Ketua Fraksi PKS ini.
Menurutnya, dampak Covid-19 yang bertahan lama akan berpengaruh pada ketercukupan kebutuhan pangan, faktor distribusi, harga dan daya beli warga.
“Variabel daya beli masyarakat akan berdampak signifikan, karena ikut mempengaruhi aksesibilitas ketersediaan pangan. Gangguan ini harus diwaspadai karena efeknya bisa menimbulkan kepanikan social,” kata Turaya.
Sewajarnya sebut Turaya, bersamaan pemerintah daerah menyusun langkah-langkah percepatan pemutusan wabah Covid-19, juga ada action plan untuk penguatan basis pangan lokal.
“Kebijakan realokasi APBD Propinsi Maluku tahun 2020 perlu diikuti dengan penguatan kebijakan ketahanan pangan lokal sebagai salah satu program prioritas di Maluku. Kebutuhan pangan lokal ini penting direncanakan untuk postur anggaran dalam APBD tahun 2021,” detail politisi PKS Dapil Kabupaten SBB ini.
Dia menyebut, jika Gubernur dapat memimpin pencanangan gerakan penguatan ketahanan pangan lokal di tingkat provinsi. Dan mengarahkan agar seluruh daerah kabupaten/kota di Maluku juga mendorong hal serupa. Sehingga semuanya berjalan sinergi.
“Tak salah jika saya mengusulkan Pak Gubernur untuk memimpin launching ini. Lalu mengarahkan untuk semua daerah kabupaten/kota melakukan hal serupa. Sinergi ini akan memperkuat Maluku secara keseluruhan menghadapi problem pangan yang sedang dan akan muncul karena wabah Covid-19 19,” Turaya mengusulkan.
Beberapa daerah memiliki kearifan dalam penguatan pangan lokal seperti kota Tual, Maluku Tenggara, MTB dan Kabupaten Buru. Sebut dia, pangan lokal yang khas di daerah tersebut disupport dan diberi perhatian memadai. Sementara daerah lainnya mengoptimalkan lahan kosong dengan program menanam jenis makanan yang mendorong peningkatan pangan lokal.
“ Banyak lahan kosong yang bisa dioptimalkan. Saya kira Pemerintah daerah memiliki data dan informasi terebut. Ini didorong selain antisipasi efek Covid- 19 tapi juga kebutuhan jangka panjang,” sebut Turaya. (Ait)
Discussion about this post