Tomorala, Ambon: Kota Ambon menyiapkan berbagai infrastruktur dan dokumen pendukung menuju jaringan kota kreatif dunia versi UNESCO atau “UNESCO Creative Cities Network” (UCCN) pada 2019.
Direktur Ambon Music Office (AMO), Ronny Loppies mengatakan, sementara bersiap mengajukan diri masuk dalam jaringan kota kreatif UNESCO bidang kreatif, yakni musik.
Proses pengajuan akan dimulai dengan pengisian aplikasi form atau bentuk yang dimulai pada Februari 2019. “Kita sementara menunggu aplikasi form versi Unesco, mengingat form yang kita terima lama dan harus menyesuaikan dan ditargetkan proses pengiriman dilakukan pada Juni 2019,” kata Loppies.
Pengisian aplikasi dari UNESCO melibatkan semua komponen penta-helix diantaranya unsur pemerintahan, akademisi, musisi, pekerja seni, pemilik restoran, cafe dan hotel serta unsur media.
“Komponen yang akan terlibat seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dan Bappeda Litbang, Universitas Pattimura Ambon, Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) dan Institut Agama Kristen Ambon (IAKN) Ambon, komunitas musik, sanggar, pemilik cafe dan restoran serta media,” kata Loppies.
AMO sebelumnya kata Loppies, telah mempresentasikan dokumen atau aplikasi dari UNESCO pada 2017, terdiri dari 14 jenis. Selanjutnya didiskusikan dengan sejumlah pihak seperti ICCN, Kemendikbud, Kemenlu, BCCF dan Bekraf.
“Dari hasil FGD dibentuk tim teknis penyusun aplikasi UCCN pada 2019, dengan tugas utama membantu AMO dalam pengisian dokumen yang difasilitasi Bekraf,” ujarnya.
Kata Loppies, tim teknis penyusun aplikasi UCCN pada 2019 bertanggung jawab pada AMO. Tim tersebut juga akan membentuk subtim yang akan bekerja hingga waktu pengajuan dokumen kepada UNESCO pada Juni 2019.
“Proses penyusunan dokumen meliputi penilaian untuk memastikan bidang kratif dan nilai tambah, yang akan melibatkan berbagai pihak melalui kuesioner yang berisi materi dokumen UCCN,” katanya.
AMO berharap, setelah pengisian form ini akan dilanjutkan dengan pengiriman dan proses penilaian hingga hasil pengumuman yang direncanakan berlangsung pada Oktober 2019. “Menjadi kota musik dunia merupakan bonus dari kerja keras, yang terpenting adalah bagaimana upaya untuk mempertahankan Ambon sebagai kota musik dengan membangun ekosistem bermusik secara berkelanjutan,” tandas Loppies. (AN/KT)
Discussion about this post